Ketika Rumah Penuh Konflik

    Sebuah keluarga terbentuk atas beberapa anggota. Jika awal pernikahan, masih terdiri dari suami dan istri, lain hal jika sudah ada buah hati. Anak menjadi jembatan akan beberapa hal. Misalnya, mencegah pertengkaran yang berlarut-larut. Memiliki anak merupakan hal penting bagi kebanyakan pasangan.

    Selanjutnya, sang pengantin baru dipanggil ayah dan ibu. Tentunya setelah adanya anak. Pendidikan anak menjadi hal penting dalam pembentukan masa depan mereka. Seyogyanya sebagai orang tua, mampu memberikan suasana rumah yang hangat, kondusif, dan minim konflik. Beberapa murid saya sering bercerita melalui SMS, FB, bahkan sebuah surat. Banyak yang mengeluhkan, rumah mereka tak nyaman dijadikan tempat belajar. Jangankan untuk belajar, untuk istirahat saja rasanya malas berlama-lama di rumah.

    Hasilnya,..anak yang sudah mengerti segala hal yang terjadi mengalami perubahan yang kurang positif. Bahkan, orang tua mereka tak sadar bahwa anak mereka sudah tumbuh menjadi remaja yang matang. Konflik yang biasanya dikeluhkan adalah seringnya orang tua mereka bertengkar. Entah karena hal serius atau hal sepele yang mengakar. Selebihnya, masalah lain seperti, orang tua yang terlalu sibuk, rumah yang sepi, dan anggota keluarga yang cuek.

    Konflik terbesar adalah, pertengkaran orang tua. Ketika orang tua bertengkar, sebaiknya tidak di depan anak-anak mereka. Terkadang bahasa orang tua lebih rumit dipahami. Cara mereka menyelesaikan masalahpun sedikit rumit. Padahal, masalah mereka sebenarnya simpel. Dampak pertengkaran orang tua terhadap anak bermacam-macam.
    1. Anak Malas berada di rumah. Tak jarang anak hanya mampir untuk ganti baju dari sekolah. Atau hanya mampir untuk mandi kemudian pergi lagi. Alasan mereka banyak ekskul, kerja kelompok, dll.
    2. Sering terlambat ke sekolah. Sebagian merasa malas berada di rumah saat malam tiba. Karena orang tua mereka bertengkar ketika malam hari. Sepulang kerja biasanya. Akhirnya si anak merasa jenuh dan bosan mendengar pertengkaran yang rutin terjadi tiap malam. Dia (si anak) memilih pulang ke rumah ketika semua anggota keluarga sudah terlelap. Dan pertengkaran sudah usai.
    3. Salah pergaulan (kenakalan remaja) ini dampak yang paling parah. Misalnya lebih senang berteman dengan narkoba, miras, dan teman spesial ala remaja sekarang.

    Lalu, jika pertengkaran orang tua menjadi masalah dalam pendidikan anak bagaimana solusinya? silahkan coba beberapa hal dari saya.
    1. Komunikasi. Ini hal terpenting yang akan membantu orang tua kalian sadar. Bahwa pertengkaran mereka memganggu bahkan membuat kalian sebagai anak mereka merasa tak nyaman di rumah. Jika tak berani berkata secara lisan dan langsung, bahasa tulis pun boleh. Tapi ingat, tetap gunakan bahasa yang sopan dan tidak menyinggung perasaan orang tua kalian.
    2. Gunakan perantara. Anggota keluarga tentunya bukan hanya ayah dan ibu. Ada kakek, nenek, tante, om, dll. Ceritakan pada mereka (selain ortu) apa yang terjadi di rumah. Minta bantuan mereka untuk menjembatani anatara kamu dan ortu supaya saling mengerti. Jika terpaksa, mintalah bantuan guru BP di sekolah.
    3. Jangan menghindar. Memang tidak nyaman kalau rumah penuh pertengkaran. Namun, usahakan jangan menghindar ketika pertengkaran itu terjadi. Tetap berada dalam kamar. Jika tidak mau mendengar mereka bertengkar, kamu bisa mendengarkan musik, atau main game, atau apapun yang dapat mengalihkan perhatian kamu dari mereka. Tetapi, cobalah sesekali mendengarkan inti masalah dari pertengkaran mereka. Jika sudah paham, konsultasilah dengan orang yang lebih dewasa dan jernih pikirannya supaya dapat solusi dari masalah orang tua kamu di rumah.

    Selamat mencoba,…mudah-mudahan membantu,…:) Selalu ingat manusia memiliki kemampuan untuk menyelesaikan semua masalahnya. Tetap berusaha dan berdoa.

    Berlangganan ke Blog via Email

    Masukkan alamat surel Anda untuk berlangganan blog ini dan menerima pemberitahuan tulisan-tulisan baru melalui surel.

    Bergabung dengan 150 pelanggan lain

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    Eksplorasi konten lain dari Lara Asih Mulya, S.Pd.

    Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

    Lanjutkan membaca