Alternatif Kata Jangan untuk Anak

    http://nopindra.wordpress.com/2013/03/18/jangan-takut-bilang-jangan/
    http://nopindra.wordpress.com/2013/03/18/jangan-takut-bilang-jangan/

    Bunda dan ayah sering menggunakan kata JANGAN ? ooh sering!. kalau begitu yuk diubah kebiasaaan kita memberikan kata jangan kepada kakak. :). Pengalaman saya mendidik  anak pertama salah satunya adalah menggunakan kata “jangan” dalam melarang suatu kegiatan yang seharusnya tidak boleh dilakukan oleh kakak. Saya pikir hal tersebut bukan masalah besar. Apalagi sampai menurunkann tingkat kepercayaan diri kakak. Bercermin dari kebiasaan tersebut, anak saya yang kedua jauh lebih percaya diri dan berani. Mengapa demikian, karena kami mulai mengubah kata Jangan dengan beberapa alternatif kalimat. Tentunya dengan satu maksud namun beda penyampaian.

    Kayak pengobatan aja sih bun,…pakai kata alternatif segala hehe. Nyatanya terlalu menggunakan kata janngan menimbulkan penyakit pada psikis anak. Ragu dalam melangkah!.Berikut beberapa contoh kalimat alternatif yang bisa digunakan untuk meminimalisir kata ” jangan”!

    1. “Jangan berebut !”. sering kali kakak dan adek saling berebut mainan atau makanan. Dalam kondisi lelah tanpa sadar atau pun tidak, bunda sering menggunakan kata, “‘jangan berebut!”. Terkadang dengan wajah marah. Hayoo ngaku deh bun :). Sebaiknya kalimat tersebut di ubah menjadi, “adek, kakak, mainnya gantian ya Nak!”. Dengan sendirinya anak akan paham, kalau bergantian berarti adek dulu yang main atau kakak dulu yang main. Bukan saling tarik atau berebut.

    2. “Jangan teriak!”. Kadang kala kita sebagai orang tua tidak mendengar panggilan kakak. Misalnya karena terlalu fokus dalam mengerjakan suatu hal. Sampai akhirnya, untuk meminta perhatian kita, kakak berteriak. Ketika teriakan itu terdengar, kalimat yang keluar adalah, ” kakak, apa sih? jangan teria-teriak, malu sama orang!”.  Tanpa disadari reaksi kakak yang demikian adalah kesalahan kita sendiri sebagai orang tua. Supaya lebih nyaman didengar. Yuk diganti, “Bunda bisa dengar kakak kok, tolong kecikan suara mu ya nak!”.

    3. “Jangan lari-larian di dalam rumah!”. Namanya anak-anak ya bunda, apa saja bisa digunakan sebagai wahana bermain. Mulai dari kamar tidur, ruang tamu, kamar mandi, bahkan menjadi lapangan untuk berlarian juga ok. Sebagai orang tua, yang kita khawatirkan adalah akibat dari berlarian di dalam rumah yang penuh dengan beragam perabot. Bisa jadi perabotnya yang tersenggol lalu pecah (kalau begini gpp kali ya bun 🙂 bisa minta ayah untuk dibbelikan lagi hihi). Nah, kalau yang terjadi adalah anak kita yang terpeleset kemudian terbentur meja ? kita juga yanng repot. Supaya paham bahwa berlarian di dalam rumah itu kurang aman, yuk pakai kalimat ini ,“adek sama kakak mau lari-larian ? yuk ikut bunda, larinya di halaman ya, lebih luas!”. Sembari mengucapkan itu, bunda juga ikut berlari menuju halaman rumah.

    4. “Jangan ganggu, Ayah capek!”. Ketika pulang kerja sering kali kakak tidak mau peduli akan kondisi ayah yang sudah sangat lelah. Yang kakak tahu ayahnya sudah pulang untuk dia. Dengan demikian kakak memiliki harapan besar untuk melepas rindu dengan ayah. Minimal dengan bermain bersama. Karena rasa capek tersebut kadang kalimat negatif itu terucap. Alhasil, kakak sakit hati kan ? nangis deh. atau bilang, “Ayah jahat!”, dan lain sebagainya. Kalau diubah seperti ini, ” kakak, ayah boleh duduk dan mandi dulu ? setelah itu kita bermain, tunggu ya nak !”. kira-kira dengan kalimat alternatif kakak marah ndak ya ?

    Beberapa ulasan tersebut adalah contoh kecil. masih banyak kalimat alternatif untuk kata janngan yang bisa ayah dan bunda sampaikan pada kakak. bergantung bagaimana kita sebagai orang tua mengkreasikannya (kayak bekal sekolah aja ya hihi ). kata “jangan” dapat diartikan larangan. Bukan berarti kata ini tidak boleh diucapkan sama sekali. Ketika ayah dan bunda tidak memiliki kata alternatif untuk sebuah larangan,Terpaksa menggunakan kata “jangan”. Maka ucapkan kata tersebut dengan intonasi yang dapat diterima dan dipahami oleh kakak.  sertakan pula alasan ayah atau bunda melarang kakak melakukan hal tersebut.

     

    Tetap semangat ya !!! Selamat mecoba, semoga ayah dan bunda semakin sabar dalam mendidik anak-anak ^_^.

     

     

     

     

     

    sumber: id.theasianparent.com

     

    Berlangganan ke Blog via Email

    Masukkan alamat surel Anda untuk berlangganan blog ini dan menerima pemberitahuan tulisan-tulisan baru melalui surel.

    Bergabung dengan 150 pelanggan lain

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    Eksplorasi konten lain dari Lara Asih Mulya, S.Pd.

    Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

    Lanjutkan membaca