Apa itu Baby Blues ? Yang Baru Melahirkan Perlu Baca ini !.

    Mendapatkan momongan tentu saja hal yang menggembirakan untuk semua pasangan yang telah melangsungkan pernikahan. Sebelum hamil, begitu dinanti-nanti. Segala usaha dilakukan demi segera mendapatkan momongan. Ketika hamil, bayi dalam kandungan begitu dijaga. Dan ketika lahir, begitu mengubah segalanya, termasuk mengubah pola hidup.

    Sebelumnya kita bisa tidur nyenyak tanpa terjaga di malam hari. Namun, semenjak ada si kecil, pola tidur kita kurang teratur. Jika ini terjadi hanya satu atau dua hari saja, belum menjadi masalah besar. Namun, jika kondisi ini berjalan selama berbulan-bulan. Tentu akan fatal.

    Ada sebuah kondisi dimana kita sebagai ibu sangat mudah tersinggung. Tiba-tiba menjadi pemarah. Menangis tanpa sebab. Hingga merasa tidak berguna ? ini adalah beberapa gejala umum pada ibu yang mengalami “baby blues”.

    Baby Blues Syndrome, atau sering juga disebut Postpartum Distress Syndrome adalah perasaan sedih dan gundah yang dialami oleh sekitar 50–80% wanita setelah melahirkan bayinya.

    Hal ini biasa terjadi pada ibu muda, yang baru pertama memiliki bayi. Beberapa gejala umum dapat dilihat dari sikap berikut ini.
    1. Menangis tanpa sebab yang jelas
    Orang menangis tentu saja ada beberapa hal yang menyebabkan itu terjadi. misal karena kecewa, hingga merasakan sakit pada fisik (terluka). Pada ibu yang mengalami “baby blues” hal ini terjadi begitu saja. Dan ini terjadi sangat mudah. ketika ini terjadi, yang dibutuhkan adalah sebuah pelukan dari suamu. Ajak ibu keluar rumah barang sejam atau dua jam. Ingatkan lagi pada tempat-tempat yang pernah dikunjungi bersama. Atau hanya sekedar mengajak makan malam di sebuah restoran yang romantis.
    2. Mudah kesal dan tersinggung.
    Sebagai ibu tentu saja paham akan setiap tugasnya. Mulai dari menyiapkan makan hingga mengurus anak dan kebutuhan rumah tangga lainnya. Namun, ketika “baby blues” sedang dialami. Masalah sepele bisa sangat membuat kesal dan tersinggung. Misalnya, ayah menanyakan sarapannya pagi itu, yang biasanya menjadi rutinitas sebelum berangkat kerja. Namun, si ibu menjawab dengan kesal, “Ibu juga pengen sekali-kali, bangun tidur sudah ada dan siap semua sarapannya.” Ketika hal ini terjadi, sesekali para ayah meyiapkan sarapan untuk semuanya, walaupun makanannya beli tidak masalah.
    3. Mudah Lelah dan Mengeluh.
    Ketika “baby blues” ini datang, rasa lelah seolah tak pernah hilang. Dan sepanjang hari hanya mengeluhkan hal yang sama. Karena ibu selalu bangun lebih awal dan tidur lebih akhir, menjadikan lelah seolah tak ada hentinya. Jika psikologis sang ibu sedang stabil , mungkin semua rutinitas itu bukan masalah besar. Pergi ke spa untuk sekedar pijit dan luluran bisa meredakan gejala yang ketiga ini.
    4. Merasakan Cemas yang Berlebihan.
    Dalam kondisi “baby blues” ibu sering merasakan kecemasan yang berlebih. Merasa takut tidak bisa menjadi ibu yang baik. Tidak bisa menjaga keselamatan bayinya, hingga merasa bukan ibu yang baik ketika merawat bayinya. Hal ini disebabkan, belum adanya pengalaman sebagai ibu yang harus merawat bayinya. Apalagi jika jauh dari orang tua atau saudara. Yang diperlukan pada gejala keempat ini adalah sebuah reword yang menyatakan bahwa “ibu adalah ibu yang terbaik”. Tidak perlu cemas, ada ayah yang bisa membantu sebisanya.
    5. Enggan memperhatikan si bayi.
    Dalam kondisi ini, saya pribadi pernah mengalami. Beruntung tidak dalam waktu lama. Tidak ada sebab yang jelas, mengapa saya tidak mau memperhatikan bayi saya. Yang saya tahu saya sedang tidak ingin bersamanya atau pun merawatnya. Hal ini terjadi karena kondisi fisik yang terlalu lelah dan merasa sendirian. Peran keluarga dan suami sangat membantu dalam memulihkan kondisi ini. Tidak ada salahnya mengajak ibu atau ibu mertua untuk bermalam dalam beberapa hari di rumah kita. Sembari kita menanyakan beberapa tips yang jitu kepada mereka dalam mengurus anak.
    6. Tidak percaya diri.
    Tentunya banyak perubahan yang terjadi selama hamil hingga melahirkan. Yang paling kentara adalah pada bertambahnya berat badan. Ketika “baby blues” membuat kita melupakan semua kecantikan dan kecerdasan yang kita miliki. Terlalu sibuk mengurus bayi, membuat kita lupa untuk memanjakan diri. Akhirnya merasa tidak cantik bahkan tidak menarik lagi. Cermin akan sangat membantu, Jika sudah merasa demikian, berdirilah di depan cermin. Perhatikan dengan seksama. “ah, aku masih cantik, jarang bermake-up saja mungkin”. Dan yang terpenting adalah menerima kondisi fisik sebagai perubahan yang penuh arti.
    7. Sulit beristirahat dengan tenang.
    “Baby Blues” sering membuat ibu baru sulit untuk beristirahat tenang, Ketika bayinya tidur, ibu harus mengerjakan pekerjaan rumah. Cucian yang menumpuk misal. Kecuali yang punya asisten mungkin tidak perlu memikirkan hal ini. Ketika malam hari, terkadang bayi kita terbangun. Tentu saja memaksa kita untuk bangun juga. Pola istirahat yang terbilang kurang dan tidak teratur ini, dapat memicu meledaknya emosi. Jika hal ini terjadi, bisa menggunakan asisten rumah tangga untuk membantu membereskan semua pekerjaan di rumah. Atau secara bergantian dengan suami ketika menjaga si kecil.

    Perubahan semacam ini sangat wajar terjadi. Menjadi Orang tua memang tidak mudah. Namun, semua perubahan yang seolah mendatangkan masalah baru ini. Sebetulnya dapat sicari segala solusi dan obatnya. Kerjasama dengan pasangan sangat berperan dalam menciptakan suasana yang menyenangkan ketika merawat anak.

    Semoga bermanfaat 🙂

    Berlangganan ke Blog via Email

    Masukkan alamat surel Anda untuk berlangganan blog ini dan menerima pemberitahuan tulisan-tulisan baru melalui surel.

    Bergabung dengan 150 pelanggan lain

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    Eksplorasi konten lain dari Lara Asih Mulya, S.Pd.

    Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

    Lanjutkan membaca