Belum terlupakan, ada yang pernah berkata, bahwa perempuan terlahir dalam tiga kesempatan. Kesempatan pertama terlahir sebagai dirinya sendiri (bayi perempuan). Kesempatan kedua terlahir sebagai seorang istri. Ketiga terlahir sebagai seorang ibu. Bagi yang telah terlahir dikesempatan ketiga ini, tentunya bisa merasakan bagaimana suka dan dukanya menjadi Ibu.

    queen n qays

    Sering kita jumpai, terutama di kota-kota besar. Seorang Ibu memiliki peran ganda, harus menjadi Ibu yang sesungguhnya sekaligus berkarir. Beragam alasan yang dikemukakan, mengapa mereka harus menjalani dua hal tersebut. Salah satunya adalah demi mempersiapkan masa depan terbaik si kecil, para Ibu itu rela membagi waktu mereka. Antara keluarga dan karir.

    Ketika pagi dimulai, mereka harus mrnyiapkan segala kebutuhan, untuk si kecil dan suami tercinta. Pukul 8 pagi sudah harus berada di tempat kerja (kantor. sekolah, rumah sakit, dll). Hingga nanti pukul 4 sore. Nah, si kecil ? tak jarang anak-anak mereka yang masih kecil terpaksa ditinggal di rumah dengan neneknya (seperti saya :(), solusi lain ialah membayar jasa pengasuh. Namun, kasus pengasuh yang menyiksa anak majikan menjadikan para ibu enggan mengambil langkah ini.

    Solusi lain ialah mempercayakan anak mereka kepada lembaga penitipan anak. Lebih dikenal denga sebutan TPA. Apa TPA itu sebenarnya ? Kalau menurut saya, TPA ialah sebuah jasa kepengurusan anak yang dikelola secara kolektif. Keberadaan TPA mulai menjamur di kota-kota besar. Karena sudah jelas siapa yang menjadi sasarannya.

    Keberadaan TPA cukup membantu, terutama bagi para Ibu yang harus bekerja sampai sore. Selama bekerja si kecil bisa dititipkan kepada TPA dengan para perawat yang sudah terlatih, bahkan teruji kesabaran dan ketelatenannya. Namun, keberadaan TPA ini tidak semuanya pro. Ada beberapa orang tua yang bertahan untuk tetap menitipkan anaknya kepada orang tua atau sanak keluarga. Alasannya karena takut anak mereka tidak dirawat dengan baik dan aman. Bahkan, banyak orang tua yang rela bertemu anak-anak mereka seminggu hingga sebulan sekali karena rasa takut tersebut.

    Segala keputusan pasti ada resiko yang harus dihadapi. Begitu pula dengan keberadaan TPA. Bagaimana sikap kita sebagai orang tua.TPA memiliki sisi positif yang menguntungkan, juga memiliki bagian yang harus disikapi secara hati-hati dan lebih bijak.

    Berlangganan ke Blog via Email

    Masukkan alamat surel Anda untuk berlangganan blog ini dan menerima pemberitahuan tulisan-tulisan baru melalui surel.

    Bergabung dengan 150 pelanggan lain

    5 Comments

    1. saya rencana akan buat usaha tempat penitipan anak. mohon dibantu untuk kasi arahan mengenai perijinan. apakah saya bisa minta contoh proposal TPA?

      terimakasih

      salam,
      Lola

    2. saya berencana akan buat usaha tempat penitipan anak & juga paud. mohon bantuan untuk arahan perihal perijinan. apakah saya bisa minta contoh proposalnya?

    3. kami berencana membuka TPA.mohon bantuan untuk arahan perijinan. apakah kami bisa minta contoh proposalnya?

    4. Assalamualaikum…
      saya seorang ibu bekerja dengan dua anak yang sedang dilema dengan kondisi ibu berkarir. sampai terpikir bagi saya untuk usaha sendiri sambil bisa memantau dan mendidik anak sendiri. jadi skrg saya sedang mempersiapkan mental untik menjadi self employ…dengan berniat membuat TPA. saya mohon sekali di bantu contoh proposal dan pengalaman selama mendirikan TPA. terima kasih sebelumnya…..Wassalam

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    Eksplorasi konten lain dari Lara Asih Mulya, S.Pd.

    Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

    Lanjutkan membaca