Jempol Jangan Cuma Diisep ya…!

    Kira-kira permainan apa yang menarik untuk anak usia 3 tahun?

    Anak kecil diibaratkan pita kaset kosong. Otak mereka cepat tangkap akan apa saja yang dilihat dan dirasakan, kemudian ditirukan. Oleh karena itu, setiap orang tua harus memperhatikan perkembangan anak-anaknya. Termasuk memilih permainan yang tepat bagi si anak. Memang tidak ada salahnya, jika orang tua membelikan mainan bagus dan mahal. Tujuannya membuat anak mereka senang, tetapi benarkah mainan yang mahal dan bagus memberikan pelajaran yang berguna?

    Sebenarnya ada banyak benda yang dapat digunakan untuk mainan si kecil. Tidak perlu mahal yang penting bisa memberikan kesan baik untuk si kecil hehehe (ngomongnya dah kayak Ibu-Ibu aja ya…:-P). misalnya saja, untuk memperkenalkan alat-alat dapur tidak harus dibelikan mainan miniatur alat masak. Cukup ajak si kecil main di dapur ketika Si Ibu sedang memasak. tapi tetap waspada ya,…jangan sampai kena api atau benda-benda tajam yang dapat melukai si kecil.

    Untuk melatih kecakapannya berbicara dapat dilakukan dengan saling berkomunikasi. Adik saya Alma suka sekali bermain dengan jarinya. Masing-masing jari mungil kepunyaannya dijadikan tokoh, namanya disesuaikan. Ibu jari dia beri nama “jempol” dan seterusnya. Alma dapat berdialog apa saja yang dia suka dengan menggunakan jari kecilnya itu.

    Supaya menarik, ada sedikit trik yang bisa dilakukan. Caranya mudah, hanya butuh spidol warna-warni dan kreasi gambar pada tiap jari. Jari yang dipilih Alma diberi gambar senyum, begitu juga dengan jari saya. Kalau Alma memilih jempol sebagai tokohnya, berarti saya harus memilih tokoh selain jempol (telunjuk, jari manis, jari tengah, atau kelingking).

    Selesai diberi gambar, saya mulai menggerakkan kelingking saya, seolah-oleh sedang berbicara. Alma menggerakkan jempolnya dan menjawab semua pertanyaan saya. Biasanya dialog kami seperti ini:

    Kelingking : “(sambil digerakan) Ao jempol,…kamu sedang apa?”

    Jempol : “Ao kelingking, aku sedang main”.

    Kelingking : “Lo..kok main? Jempol udah makan ta?”

    Jempol : “Cudah”

    Kelingking : “Maem sapa apa?”

    Jempol : “Cama nacik, cama ikan, cama tempe”

    dan seterusnya. Dialog biasanya saya kembangkan dengan menanyakan warna bajunya apa, sepatunya berapa, beli jajan dimana, dan lain-lain. Mungkin cara bermain semacam ini sudah banyak dilakukan oleh beberapa Ibu. Tapi bagi Alma bermain jari ialah hal baru. Dari permainan ini Alma lebih mudah berkomunikasi dengan orang selain keluarga. Jika Adik saya menikmati, teman sebayanya pasti sama bukan. Saya tidak perlu membeli boneka jari untuk bermain tokoh sperti itu dengan Alma. Cukup dengan jari dan gambar yang saya buat sendiri dengan spidol. Mau coba?

    Berlangganan ke Blog via Email

    Masukkan alamat surel Anda untuk berlangganan blog ini dan menerima pemberitahuan tulisan-tulisan baru melalui surel.

    Bergabung dengan 150 pelanggan lain

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    Eksplorasi konten lain dari Lara Asih Mulya, S.Pd.

    Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

    Lanjutkan membaca