Kemajuan teknologi ternyata dapat mengasah sikap malas. Salah satu contoh malas menulis, fotokopi aja lah. Proses belajar mengajar tidak semua terselesaikan dengan media elektronik. Misalnya pembelajaran yang berlangsung dengan laptop dan proyektor. Tidak dipungkiri adanya alat-alat tersebut memberi kemudahan. Guru dan siswanyatidak perlu menulis secara manual sampai kilu. Jika siswa ingin mempelajari materi tersebut di rumah, minta saja softcopynya. Namun, tidak semua materi yang diberikan di sekolah bisa menggunakan media elektronik tersebut. siswa yang memiliki fasilitas seperti laptop biasanya malas untuk memindah materi pelajaran ke buku catatan. Mereka lebih suka mengisi flashdisk mereka dengan materi-materi yang disampaikan di ruang multimedia. Akhirnya timbul pernyataan,”males nulis ah,..ngopy aja”.
Bagaimana caranya supaya siswa tidak malas menulis ? pengalaman saya dengan anak yang masal menulis lebih banyak dijumpai ketika mengajar di sekolah. Apalagi jika jam pelajaran saya dipasang di jam terakhir. Dalam pikiran siswa hanya ada kalimat langsung yang berbunyi,”kapan pulang bu ? jam berapa bu”. jika saya ingin memberika materi tentang tulis menulis, saya sedikit kesulitan. Apalagi jika siswa saya terus menerus meniliki HP mereka. Ada yang SMSan, liat jam, buka FB, dll. Semua itu mereka lakukan karena bosan. La;imat yang banyak terucap adalah, “Tin, kamu nulis kan? ntar pinjem ya tak bawa pulang, tak fotokopi aja, males neh”. Si Titin karena takut dikucilkan he eh aja.
Ada beberapa cara supaya anak tidak malas ketika menulis materi yang diberikan guru.
1. Menulis sembari mendengarkan musik. Rasanya HP bukan lagi barang tabu untuk dibawa ke sekolah. Saya memanfaatkan si mungil ini untuk menciptakan suasana menulis yang damai dan produktif. Damai tanpa ada anak yang lalu lalang didalam kelas, produktif karena siswa saya semua menulis materi dengan baik dan tuntas. Syaratnya, saya harus menulis dipapan tulis, biar setimpal. Ketika saya menulis mereka boleh mendengarkan musik dari HP mereka masing-masing menggunakan headset. Jaminannya adalah catatan mereka harus tuntas. Supaya tahu mereka menulis atau tidak, siswa harus menunjukkan pada saya.
2. Satu kalimat satu siswa. Yang saya maksud disini adalah siswa secara berurutan maju untuk menuliskan satu kalimat dari materi yang akan disalin. Sembari menunggu giliran menulis siswa yang lain bisa menyalin catatan ke buku tulis mereka.
3. Menulis di luar kelas. Seringkali siswa jenuh dengan suasana kelas yang monoton. Sesekali keluar yuk. kalau cara ini terpaksa guru harus mendikte.
Selama ini tiga cara itu yang saya gunakan mengatasi siswa-siswa yang malas menulis. Alhamdulillah efektif. Selamat mencoba 🙂
“