Proses belajar mengajat kadang kala tidak berjalan dengan baik. Misalnya di sekolah. Masalah yang sering timbul adalah siswa terlambat masuk, tidak mengerjakan tugas dengan baik, melanggar peraturan sekolah, dll. Beberapa hal ini sering membuat para guru kewalahan. Sampai pada keputusan final harus dikembalikan kepada orang tua. kekacauan demi kekacauan yang diciptrakan oleh siswa sering membuat beberapa guru jengkel. Tak jarang semua guru mengenal siswa tersebut karena kenakalannya. Namun, jika kenyataan tersebut berbalik arah ? Siswa yang tidak suka pada gurunya.

    “Sama gurunya aja ndak suka, apalagi pelajarannya”. “Gimana mau suka, yang ngajar nyebelin”. beberapa kalimat tersebut sering terlontar dari siswa yang tidak menyukai gurunya. Ada beberapa penyebab mengapa siswa tidak menyukai guru.

    • Penampilan yang kurang menarik. Menjadi seorang guru akan lebih banyak berada di muka kelas. Kalau penampilan guru tersebut tidak menarik, lamabat laun akan memacu kebosanan. Akibatnya siswa menolak untuk menerima kehadiran guru yang mereka anggap monoton tersebut.
    • Cara mengajar yang kurang pas. Kelas terdiri dari beragam siswa. Guru yang menerangkan pelajaran dengan lamban akan disenangi oleh murid yang memang kemampuannya terbatas. Namun, akan menjadi musuh bagi mereka yang bisa diajak belajar cepat. Begitu sebaliknya.
    • Memberikan tugas yang tidak wajar, tidak masuk akal, dan menyusahkan siswa.
    • Marah karena hal sepele.
    • Mempermalukan siswa di depan siswa lainnya.
    • Subjektif dalam memberikan nilai.

    Beberapa faktor ini bisa menjadi alasan siswa tidak suka kepada guru. kalau ada murid yang tidak suka pada kita sebagai guru. Jangan marah, apalagi memberi nilai di bawah rata-rata. Segeralah intropeksi diri.

    Berlangganan ke Blog via Email

    Masukkan alamat surel Anda untuk berlangganan blog ini dan menerima pemberitahuan tulisan-tulisan baru melalui surel.

    Bergabung dengan 153 pelanggan lain

    21 Comments

    1. @Vevend

      diambil gampangnya aja,…jangan bersikap seperti apa yang saya tulis dalam tulisan ini πŸ™‚

    2. saya seorang mahasiswa fakultas keguruan, jadi metode apa yang harus saya persiapkan agar murid tidak benci/agar sis wa tersebut senang kepada saya,

    3. @Pak junaidi
      sebenarnya semua berawal dari diri sendiri,…ketika mengajar usahakan guru yang memasuki dunia siswa,…selain itu selingi dengan hal-hal yang tidak monoton. Misalnya penggunaan media pada materi yang dirasa kurang menarik. Permainan ringan disela tes lisan juga bagus,…misalnya tebak-tebakan lucu,…:)

    4. inilah masalahnya. siswa tidak suka dgn gurunya. makanya banyak pula terjadi ada anak yang tidak suka kepada orang tuanya, membenci org tua, bahkan sanggup membunuh org yang melahirkan dan membesarkannya. sbgai manusia yang berakal saya berfikir bahwa ada yang salah dengan bgsa ini, ada masalah dengan negara ini. masa guru harus mengikuti murid, org tua harus ngikuti anak. dinegara yahudi sekali pun rasanya tidak demikian adanya. jadi saya berpendapat bahwa inilah akibat dari lahirnya undang2 perlindungan anak yang menurut saya isinya tidak sesuai dengan dasar negara dan tidak sesuai dgn agama. patut di kaji lagi UU itu. kalau tidak, begini terus lah nantinya yang terjadi.

    5. @Firdaus
      soal kebencian anak pada orang tuanya, harus ditelusuri dulu apa yang menyebabkan anak membenci orang tua mereka. UU perlindungan anak dibuat karena banyaknya orang tua yang menyakiti anak-anak mereka. Jika orang tua sering memukuli anaknya, ketika dewasa nanti akan ditiru oleh si anak. Dalihnya adalah “mendidik” anak.orang tua dan anak harus memiliki komunikasi yang baik.

    6. Mbak lara artikel yang judulnya “Kriteria Guru Nyebelin di Mata Siswa” kok gak ada yaa. Saya ingin tahu artikelnya untuk bahan makalah kuliah saya πŸ™‚

      1. @Mbak Siti
        beberapa waktu yang lalu blog saya ada masalah dengan hosting. Sehingga menyebabkan beberapa artikel hilang. Mohon maaf ya πŸ™‚

    Tinggalkan Balasan ke Cantiknya Ilmu Batalkan balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    Eksplorasi konten lain dari Lara Asih Mulya, S.Pd.

    Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

    Lanjutkan membaca