Ketika dalam rumah tangga, lahir seorang pemanis yang dapat mengubah banyak hal. Tentu Ayah dan Bunda sangat bahagia. Terlebih jika anak yang Bunda lahirkan adalah yang pertama. Anak pertama, cucu pertama, bahkan keponakan pertama. Tentu saja semua perhatian tercurah kepadanya. Tak jarang karena perhatian yang melimpah itu, anak kita menjadi manja dan merasa selalu aman. Ah, kalau Bunda dan Ayah tak izinkan, masih ada nenek, kakek, om, atau tante, dan seterusnya.
Pernah, Bunda dan Ayah mengalami ketakutan yang berlebih ? Anak saya ini sudah waktunya punya Adik. Tapi kok masih manja ya? Tapi kok masih belum mandiri ya ? jangan-jangan nanti cemburu sama adiknya, jangan-jangan kalau adiknya lahir malah tidak karuan. Bunda dan Ayah sebaiknya membuang jauh-jauh pikiran dan ketakutan semacam ini. Semua bisa dikomunikasikan, semua bisa dicari solusinya. Atau Bunda dan Ayah bisa coba beberapa tips dari saya J. Karena belajar dari sebuah kesalahan, mendiskusikannya, dan mendapatkan solusinya.
- Berikan Pengertian di awal kehamilan. Sebagian anak ada yang meminta, “Bunda kapan aku punya adek ?”. Kalau meminta lebih mudah dalam membimbingnya menjadi kakak. Namun, sebagian orang tua ingin memiliki momongan lebih dari satu dengan jarak yang berdekatan. Alasannya, “Sekalian, momongnya biar serentak”. Jika seperti ini biasanya, kakak belum begitu siap dengan perubahan yang ada. Sebaiknya berikan pengertian sejak awal kehamilan Bunda. Jangan menunggu perut Bunda membesar. Terangkan kepada kakak. Bahwa di perut Bunda sedang ada kehidupan baru. Yang suatu saat akan lahir menemani kakak di rumah. Bermain, belajar, tidur, dan lainnya.
- Libatkan kakak dalam pemeriksaan kehamilan. Tujuannya supaya kakak tahu dan percaya bahwa di dalam perut Bunda benar-benar ada kehidupan. Yang nantinya harus dijaga, termasuk oleh kakak. Bekerjasamalah dengan dokter kandungan Bunda. Supaya menjelaskan kepada kakak hal apa saja yang sedang dilakukan. Misalnya, ketika memeriksa detak jantung adek, pasti akan ada suara kan ? “Nah, ini suara jantung Adik, kenceng ya, itu tandanya adiknya sehat”. Atau ketika proses USG berlangsung, “Nah, ini wajah adek, mirip kakak atau Bunda ya ?”. Dengan begitu kakak akan semakin penasaran, kapan periksa lagi Bun ? kakak mau lihat Dede. Tanpa Bunda dan Ayah sadari ikatan batin mereka mulai terjalin lho
- Libatkan kakak dalam mempersiapkan perlengkapan bayi. Meskipun ada beberapa perlengkapan kakak semasa bayi yang bisa dipakai oleh adiknya. Tidak ada salahnya Ayah dan Bunda membeli beberapa peralatan baru. Tentunya peralatan yang memang dianggap harus ganti. Ketika berbelanja, ajaklah kakak untuk ikut memilihkan barang-barang keperluan adiknya. Dengan demikian kakak akan merasa sangat berguna. Dan merasa sangat bangga ketika barang yang ia pilihkan kelak dipakai oleh adeknya. “Ini lo baju yang aku pilih di toko buat dek”
- Ajarkan kakak kemandirian. Selama Ayah dan Bunda mempersiapkan kelahiran Adiknya. Bunda dan Ayah harus menyiapkan kemandirian kakak sejak dini. Lakukan dari hal yang paling dasar. Misalnya, mengajarkan makan dan minum sendiri. Mengenakan pakaian sendiri. Mandi Sendiri. Hingga melatih kakak tidur sendiri. Selama belajar hal ini, Bunda terangkan pada kakak bahwa akan ada satu masa Dimana Bunda harus berada di rumah bersalin atau RS. Selama itu kakak bisa main dulu sama nenek, kakek, om, tante, atau siapa saja yang menjadi kepercayaan Bunda. Terangkan pula bahwa Bunda akan kembali ke rumah dengan membawa Adik untuk kakak.
- Setelah adiknya lahir, selalu libatkan kakak dalam merawatnya. Banyak kasus Dimana Bunda lebih mengutamakan Adiknya. Alasannya klasik, karena Adik masih kecil, belum bisa ini itu. “kakak makan sendiri ya nak, bunda mau suapin adek “. Tahu kah Bunda, kecemburuan akan menumpuk dari kalimat sepele ini. Reaksi kakak adalah, “Selalu adek, adek lagi, kenapa adek terus sih, dan seterusnya.” Sebaiknya selalu libatkan kakak dalam kegiatan merawat adeknya. Misal, “Kakak, mau belajar memandikan Adek ? taruh shampoo nya di rambut adek ya, hati-hati kena mata”. Masih banyak kegiatan yang bisa dilakukan bersama, tentunya dengan pengawasan J
- “Always Together”. Ketika kakak dan adik semakin berkembang. Usahakan selalu dikondisikan untuk bersama. Misalnya, kakak dan adik selalu tidur bersama dalam satu ruangan. Boleh dalam satu ranjang, atau terpisah. Jika Kakak dan adik berbeda jenis kelamin, Bunda dan ayah harus memberi batasan, sampai usia berapa mereka boleh tidur bersama. Atau bahkan mandi bersama.
- Jadikan kakak sebagai “Super Hero” untuk adiknya. Terangkan kepada kakak, bahwa adik lebih butuh dijaga, dan yang harus menjaga adalah ayah, bunda dan kakak. Ketika mengunjungi taman bermain, Berikan kepercayaan kepada kakak untuk selalu menjaga adiknya selama bermain. Dengan begini, kakak akan merasa bahwa adik selalu membutuhkan kehadirannya. “Kakak, adiknya dijaga ya nak, Bunda dan Ayah duduk di sebelah sana”.
- Berikan penghargaan kepada kakak. Setiap kali kakak menjaga adiknya dengan baik. Melakukan hal-hal yang terbilang membantu pekerjaan bunda dalam merawat adiknya. Berikan penghargaan kenapa kakak. Minimal dalam bentuk ucapan terima kasih dan pujian, “ kakak hebat lo Yah, hari ini bunda dibantu memandikan adek, jaga adek waktu bunda masak, wes buwanyak pokoe. Terimakasih ya Kak”. Peluk dan ciumlah kakak. Dijamin tidak akan pernah lupa dengan penghargaan dari Bunda dan Ayah.
- Selalu mengucapkan maaf dan terima kasih. Namanya anak-anak, kadang akur kadang bertengkar. Ketika mereka berselisih, bunda dan ayah harus paham dulu apa permasalahannya. Jangan kemudian langsung meyalahkan kakak, sembari berkata, “kakak kan sudah besar, ngalah dong!”. Padahal belum tentu kakak yang salah. Damaikan mereka, dan ajarkan bagaimana caranya meminta maaf dan memaafkan. Ketika kakak dan adiknya mau saling berbagi dan bergantian. Ajarkan pada mereka bagaimana caranya berterima kasih.
Selalu doakan anak-anak kita semoga menjadi anak-anak Soleh dan solihah. Karena sesungguhnya doa adalah hal yang terpenting.
Kurang lebih seperti itulah pengalaman saya dalam mengatasi kecemburuan kakak terhadap adiknya. Alhamdulillah, kakak semakin paham dengan peranya. Bahkan kakak sering mengajarkan pelajaran yang didapatnya dari sekolah kepada adiknya. Kakak pintar duluan, adiknya kecipratan Hehe.
Semoga bermanfaat ya J